Chapter 2 – Perbincangan Singkat
Pagi hari setelah latih tanding dengan Seth, aku duduk di taman tempatku melakukan rutinitas latihan pagi tadi. Taman belakang mansion rumahku letaknya tidak jauh dari Istana Kerajaan. Bangunan Istana digunakan sebagai pusat pemerintahan kerajaan Ilgnicia, terdapat 4 halaman yang masing-masing berada di sebelah kanan, kiri, dan belakang Istana.
Halaman belakang adalah tempat kami para pangeran dan putri kerajaan berlatih sihir dengan masing-masing mentor kami. Halaman di sebelah kanan dan kiri istana merupakan kebun istana yang dihiasi taman bunga, tempat itu biasa digunakan oleh pejabat istana untuk istirahat ditengah pekerjaan istana. Beberapa Maid dan Butler sering terlihat di sekitar istana saat melaksanakan tugas bersih-bersih. Ada juga beberapa prajurit yang bertugas jaga berjalan mengawasi kedamaian istana.
Kami keluarga kerajaan tinggal di komplek Mansion di dekat Gedung Istana. Raja dan Ratu juga Pangeran Pertama tinggal di Mansion tepat di belakang Istana Kerajaan. Mansion tersebut hanya dipisahkan oleh halaman latihan dan bangunan penghubung dari Istana, tempat yang cukup strategis bagi Raja untuk mengawasi pelatihan kami, terkadang Raja mengawasi kami tepat dari Mansion namun tidak jarang juga Raja melihat latihan kami langsung ketika dia sedang berpergian dari dan menuju Istana Kerajaan.
Para Selir dan anak-anak Raja atau kami para pangeran tinggal di Mansion yang berada di sebelah kanan dan kiri Mansion Raja. Aku saat ini sedang beristirahat setelah latihan di halaman mansion ku. Kupikir aku belum bisa merasakan tenagaku kembali pulih.
“Apakah Yang Mulia memanggil saya?”. Tiba-tiba seorang butler menghampiriku ditengah istirahatku.
Namanya adalah Matthew, dia seorang yatim piatu yang aku temukan di panti asuhan. Dia dulunya seorang anak seorang pejuang penjaga desa, namun karena satu dua hal, desa itu diserang oleh beberapa teroris kerajaan dan membunuh kedua orang tuanya. Istana berhasil memukul mundur penyerangan teroris namun, korban jiwa tidak bisa dihindari.
Ketika dia dikirim ke panti asuhan, aku melihatnya di jalan Ibukota dan melihat potensinya menggunakan skill ‘Appraisal’ ku. Ya, walaupun berkah sihir ku tidak sekuat saudara-saudaraku, sebagai gantinya aku mendapatkan skill ‘Appraisal’ yang mampu membaca informasi dan potensi seseorang. Awalnya aku begitu depresi dengan keadaan ku, namun saat aku menemukan beberapa orang seperti Matthew dan Seth aku merasa pertukaran ini cukup setimpal.
“Aku ingin kalian menyiapkan pakaian seragamku setelah ini, akan ada pertemuan penting antara pangeran dan putri raja pagi ini. Aku tidak tahu pengumuman penting apa yang ingin raja sampaikan, kurasa 15 menit lagi aku akan bersiap”. Aku berbicara dengan nada memerintah.
“Baiklah, Pangeran. Segera saya siapkan bersama yang lainnya”. Matthew menjawab dengan singkat.
Ketika Matthew berjalan meninggalkanku dan menuju Mansion. Aku diam-diam melihat informasi skillnya.
“Appraisal”.
Nama : Matthew
Usia : 19 Tahun
Kelamin : Laki-laki
Atribut : Water Magic
Skill : Body Strengthen (B), Stealth (B), Unlock (B), God’s Step (B)
“Benar-benar skill yang cocok untuk seorang assassin, kurasa tahun-tahun aku memberinya mentor untuk latihan benar-benar tidak sia-sia. Fufufu….”. Aku tersenyum layaknya orang mesum.
“Kulihat anda sedang menikmati waktu istirahat anda Yang Mulia”.
“Heeehhhhh!!”. Tiba-tiba suara wanita itu membuatku terkaget.
“Tidak perlu terkejut seperti itu Yang Mulia, aku datang hari ini untuk melapor dan menemui Anda Tuan Ark”. Jawab wanita itu dengan nada kesal.
“Hahahaha… Aku tidak menyangka kau akan pulang secepat ini”.
Wanita di depanku ini adalah Aleiya, dia seorang Paladin dan anggota Pasukan Ksatria Integritas Unit-2. Unit yang dikomandoi langsung oleh Kapten Pasukan Unit-2 Marcus Olivander. Rumor yang beredar mengatakan bahwa sihir pertahanan milik Aleiya adalah yang terkokoh dibandingkan ksatria manapun di Kerajaan ini. Dia menguasai skill magic ‘Adamantium Shield’ yang bahkan Raja sendiripun belum tentu dapat menembusnya.
“Tentu, misi kali ini tidak begitu sulit dibanding sebelumnya dan hari ini aku diberi libur oleh Komandan. Ngomong-ngomong Tuan Ark, dalam perjalanan kembali aku mendengar Sir Marcus mengatakan tentang ‘Ancient Dungeon’ yang ditemukan di selatan kota ini, lalu aku berpikir anda mungkin sedang menjelajahinya saat ini”.
“Nah, aku sudah mendengarnya beberapa hari lalu. Tapi aku belum punya keberanian untuk pergi kesana. Bahkan pihak Akademi dan Guild pun belum bicara tentang masalah itu, lagipula bukankah itu hanya rumor bahwa ada naga di Ancient Dungeon tersebut”.
“Fufufu… Tuan Ark yang lemah benar-benar mengerti batasan dirinya. Tenang saja Tuan, selama aku dan Matthew di sisi mu kupikir Ancient Dungeon bukan lah masalah besar bagi anda”. Dia berbicara dengan penuh percaya diri sambil membusungkan dadanya.
“Selama Raja dan Guild belum memberi perintah, kami para Pangeran dan para Petualang tidak akan menginjakkan kaki kami di tempat itu”. Aku menjawabnya sambil meninggalkan taman dan masuk ke Mansion.
“Eeehhh? Kupikir anda harus pergi kesana Tuan Ark, untuk membuktikan kepada orang-orang bahwa anda bukanlah pangeran yang tidak kompeten lagi”. Aleiya berjalan mengikuti disisiku.
“Aku paham dengan kekhawtatiranmu, tapi aku juga mengenal batasan diriku dan juga kemampuan kalian berdua. Kupikir, walau kuajak Sir Seth untuk ikut itu tetap akan menjadi jalan bunuh diri di medan yang tidak kita kenal”.
“Baiklah, tapi ingat untuk selalu mengajakku bersama apabila anda ingin pergi kesana Tuan Ark, karena aku adalah perisai anda. Hehehe…”. Aleiya berbicara sambil tersenyum kepadaku.
“Appraisal”. Aku menggunakan appraisal lagi untuk memastikan informasi Aleiya saat ini.
Nama : Aleiya
Usia : 20 Tahun
Kelamin : Perempuan
Atribut : Earth, Lightning
Skill : Body Strengthen (B), Howl (C), Rock Solid (B), Adamantium Shield (S)
Skill ‘Adamantium Shield’ adalah sihir pertahanan terkuat di kerajaan saat ini. Dia mendapatkan skill langka ini atas berkah Dewi Athena ketika dia lahir. Kesesuaian dengan atribut sihirnya menjadikan skill tersebut semakin kokoh. Saat aku pertama kali bertemu dengannya, aku berpikir mungkin dewa benar-benar menakdirkan kita untuk saling bertemu. Sungguh bakat yang sia-sia apabila dia hanya dibiarkan menua di panti asuhan.
“Persiapan anda sudah kami siapkan Tuan”. Matthew yang berdiri di depan kamarku menyapa.
“Ohh Matthew, sudah lama ya? Bagaimana keadaanmu?”. Aleiya menyapa Matthew sambil menepuk punggungnya yang malu-malu.
Kupikir atmosfir diantara mereka berdua tidak pernah berubah. Matthew yang selalu pemalu dan Aleiya yang selalu periang. Aku suka suasana ramai diantara kami.
“Matthew, aku akan bersiap. Setelah ini aku akan pergi ke Istana untuk pertemuan. Aku ingin kau ikut mendampingiku”.
“Baik, Tuan.”
“Eeeehhh bagaimana denganku Tuan Ark?”
Sepertinya Aleiya ingin ikut mendampingiku juga. Tapi aku tidak enak dengan Sir Marcus apabila melihat Aleiya yang sedang menikmati libur seharinya pergi denganku ke Istana.
“Kau harus istirahat setelah perjalanan panjangmu, kau bisa makan siang lebih dulu setelah ini, tidak perlu menungguku.” Aku menjawabnya dan segera menutup pintu kamarku.
“Heeeehhhhh! Padahal aku ingin pergi bersama ke Istana. Sangat jarang bagiku menemani Tuan Ark.”
“Kupikir itu bukan hal yang baik. Kau sekarang adalah ksatria kerajaan, jika para petinggi melihatmu selalu bersama Tuan Ark bukankah itu akan mempengaruhi reputasi Tuan Ark dan juga dirimu.”
“Kurasa kau benar, tapi aku tidak pernah memikirkan omongan para pejabat korup itu. Mereka hanya mau memperkaya dan memperluas kekuasaan mereka.”
“Kupikir kau harus berhati-hati dengan perkataanmu tadi”.
“Naahhh… Apa yang kau tahu? Bagiku Tuan Ark adalah prioritasku. Jika Tuan Ark membutuhkan bantuanku, maka aku akan ada disampingnya apapun yang terjadi.”
Kupikir loyalitas Matthew dan Aleiya kepadaku sangatlah besar. Tapi benar apa yang dikatakan Matthew, posisi Aleiya saat ini dapat mempengaruhi reputasi kami. Dia sudah dikenal masyarakat sebagai salah satu ksatria terbaik negeri ini. Tanpa adanya latar belakang keluarga yang kuat dan berasal dari panti asuhan, lalu tiba-tiba dia di asuh oleh Pangeran Ketiga.
Hanya dalam beberapa tahun dia mampu menunjukkan bakatnya yang sangat langka. Saat itu, terjadi kegemparan di seluruh penjuru kerajaan, hasilnya banyak keluarga bangsawan maupun keluarga ksatria yang ingin merekrutnya dan menjadikannya bagian dari keluarga mereka, tapi dia menolak semua itu dan malah bersumpah setia kepadaku. Karena pengalaman itu, aku jadi lebih berhati-hati untuk tidak mengekspose bakat Matthew dan menjaganya untuk di Mansion ini menjaga aku dan ibuku.
Saat dia masuk ke dalam Pasukan Ksatria Integritas dan dibimbing langsung oleh Sir Marcus, banyak rumor yang beredar tentangku yang ingin mengincar posisi pangeran mahkota dan berencana mengambil kendali atas Pasukan Integritas. Awalnya banyak yang percaya rumor itu dan cukup menyulitkan diriku untuk bergerak bebas. Namun, lambat laun rumor itu hilang karena dianggap tak berdasar.
Aku sudah selesai bersiap-siap lalu aku berjalan keluar dari kamarku. Matthew sudah menyambutku dan mendampingku untuk pergi ke Istana Kerajaan.
Jarak dari Mansionku ke Istana Kerajaan tidaklah jauh sehingga tidak perlu repot untuk menyiapkan kereta kuda. Aku lebih memilih berjalan kaki saja sambil mengamati suasana luar kerajaan, sesekali kadang aku mampir ke beberapa toko untuk membeli makanan, namun karena aku sedang dalam pertemuan resmi kurasa aku akan menahan diri untuk mampir setelah pertemuan selesai.
Sesampainya didepan gerbang Istana, kami disambut oleh penjaga Istana. Aku berjalan melewati halaman depan yang cukup indah dengan riasan taman yang baik. Banyak Maid yang sedang merawat taman Istana agar tetap terlihat indah. Setiap kami bertatapan mata, para maid memberi salam hormat kepadaku dan aku membalas mereka dengan anggukan dan lambaian tangan. Kupikir aku sudah mulai terbiasa dengan sambutan seperti ini.
Saat aku melewati koridor Istana, aku melihat Sir Elbato dengan Menteri Keuangan terlihat sedang berdebat di depan ruangan Menteri.
“Kupikir alokasi dana yang sudah kami berikan untuk ksatria di perbatasan barat kerajaan sudah tidak bisa kami berikan. Tahun lalu 35% dari anggaran belanja istana sudah kami berikan kepada ksatria hasilnya kami tidak cukup memiliki dana untuk melakukan pembangunan kota dan desa yang tertinggal.” Menteri itu berbicara dengan nada tegas kepada Sir Elbato.
“Anda harus memikirkannya kembali Sir, perbatasan barat adalah perbatasan langsung terhadap teritori benua kegelapan. Selain tempat itu yang belum pernah dijamah oleh siapapun bahkan oleh ras iblis sekalipun, disana banyak sekali hewan buas dan monster yang berkeliaran. Tidak jarang mereka meninggalkan teritori mereka untuk menyerang ke kerajaan dan desa disekitar perbatasan.” Sir Elbato menjelaskan kondisi tersebut dengan nada memohon.
“Tentu aku paham hal itu Elbato, aku tetap tidak bisa menambah anggaran belanja untuk ksatria kerajaan. Paceklik tahun ini belum berlalu, jika aku melakukan kesalahan seperti tahun lalu, aku takut akan terjadi kelaparan kembali di negeri ini. Maka dari itu aku tidak bisa menambahkan dana untuk kalian.”
Sesaat setelah menteri bicara mereka berdua sadar kalau aku berada disana dan hampir bisa mendengarkan seluruh percakapan mereka. Menteri yang melihatku mulai membuka pintu ruang kantornya untuk menyelesaikan perbincangan mereka.
“Kupikir, kita sudah sepakat Elbato. Jika Anda sudah paham posisi dan keadaan negeri ini kuharap Anda bisa mengerti perbincangan kita barusan.” Menteri pergi meninggalkan Sir Elbato dan masuk ke ruangannya.
Sir Elbato terdiam sejenak dan menghela nafas sebelum ia mulai menyapaku.
“Selamat Siang Pangeran Ark.” Sir Elbato menyapaku.
“Selamat Siang Sir Elbato. Ano… Aku minta maaf kurasa aku sedikit menguping pembicaraan kalian barusan.” Aku menggaruk wajahku sambil melirik kearah berlainan karena suasana canggung yang baru saja terjadi.
“Kurasa permintaan maafmu itu tidak perlu Yang Mulia, itu salahku karena tidak mengerti tempat dan waktu yang tepat untuk pembicaraan yang sensitif seperti itu.”
“Oh iya, kurasa aku pun mengerti apa yang Anda rasakan, mungkin jika itu diriku, aku juga akan melakukan hal yang sama.” Aku berbicara untuk sedikit menghibur Sir Elbato.
“Tetap saja tidak ada yang bisa aku lakukan, kupikir kami akan mencari jalan keluarnya dengan hati-hati.”
“Ngomong-ngomong Yang Mulia, bagaimana latihan anda dengan Seth. Apa itu berjalan lancar?”
“Melebihi ekspektasiku, latihan ku dengan Sir Seth benar-benar membuahkan hasil yang baik. Aku merasa peningkatanku cukup signifikan untuk beberapa tahun terakhir.” Aku membalas dengan pujian terhadap Sir Seth.
“Aku senang mendengarnya. Kupikir adikku tidak memiliki bakat untuk melatih seseorang, tapi melihat Anda yang mendapatkan kepercayaan diri setelah dilatihnya membuatku senang.”
“Kuanggap itu pujian untuk kami berdua.”
Elbato Ordeal merupakan Kakak kandung Seth Ordeal dan ksatria terkuat kerajaan saat ini. Dia memimpin Pasukan Ksatria Integritas Unit-01 yang memimpin lebih dari 10.000 pasukan dibawah unit batalionnya. Dia dianggap sebagai ahli strategi terbaik dikerajaan saat ini. Di masa lalu ia selalu berperang bersama Raja Pendragon dan dalam setiap pertempuran yang mereka berdua hadapi selalu berakhir kemenangan.
Ketika ayahku naik tahta 15 tahun yang lalu, Sir Elbato pun juga diangkat menjadi komandan utama pasukan ksatria kerajaan.
Skill memanahnya adalah yang terbaik, dilengkapi dengan sihir angin dan petirnya tidak ada seorang pun yang bisa lari dari anak panahnya. Tapi yang mengerikan dari orang ini bukan hanya teknik bertarung jarak jauhnya melainkan teknik berpisau Sir Elbato yang lebih hebat dari assassin manapun di dunia ini, itu yang kupercayai.
Aku beberapa kali berlatih dengannya di masa lalu. Aku selalu mengagumi skill dagger miliknya sehingga saat aku berusia 10 tahun aku meminta ia mengajariku secara pribadi tanpa sepengetahuan keluarga kerajaan. Butuh waktu 2 tahun untuk aku mempelajari dasar-dasar tekniknya dan 1 tahun untuk mempelajari tingkat lanjut skill ini. Namun, bertempur tanpa sihir di dunia ini benar-benar bukan hal yang benar.
“Kurasa sudah waktunya untuk diriku pamit undur diri, masih ada hal yang harus aku lakukan di markas utama ksatria.” Sir Elbato berpamitan denganku.
“Ya, tentu saja. Kuharap hari Anda menyenangkan Sir Elbato.” Aku membalas sambil membungkukkan tubuhku. Sir Elbato tersenyum.
“Ya, semoga keberuntungan selalu di sisi Anda, Yang Mulia.” Sir Elbato pergi sambil melambaikan tangan kepadaku.
“Ayo Matt, kita harus bergegas ke ruang pertemuan raja. Kupikir kita sudah cukup berlama-lama disini.”
“Baik Tuan.”
Aku dan Matthew segera bergegas masuk ke ruang pertemuan. Disana kami akan bertemu dengan Raja, Ibu Ratu dan Saudara serta Saudariku. Aku tidak tahu apa yang akan dibicarakan oleh Raja, tapi setiap kali kami berkumpul sebagai keluarga maupun anggota kerajaan, hal yang tidak baik akan selalu menghampiriku.
‘Pangeran tanpa bakat sihir’
‘Seseorang yang tidak kompeten’
‘Masa depan suram’
Begitu banyak sebutan mereka terhadapku, tapi aku sudah melewati tahun-tahun belakangan ini dengan bersabar. Kuharap hal baik selalu mengikuti mulai dari sekarang.
Sesaat setelah aku berdoa dalam hatiku, aku tiba di depan pintu ruang pertemuan. Aku menarik nafas dalam-dalam sebelum aku bisa membuka pintu itu, ketika hatiku sudah siap aku membuka pintu itu dengan tubuh tegak dan wajah penuh percaya diri.
Kenyataannya, atmosfir yang menyelimuti ruang pertemuan membuat tubuhku bergetar dan hampir tak bisa digerakkan. Aku sadar akan hal itu, ini adalah tekanan roh sekaligus tekanan sihir milik Raja. Dia mencoba mengujiku apakah aku masih layak untuk dapat berdiri di tempat ini.
Sesaat aku melihat dia menatapku dengan tajam, dan aku membalasnya dengan menatap matanya. Raja terlihat terkejut melihat reaksiku terhadapnya, lalu dia tersenyum kecil.
‘Kurasa tekanan sihir dan niat membunuh Sir Seth bukan apa-apa dibandingkan dengan raja, tapi aku juga sudah mulai terbiasa dengan hal ini selama latihanku.’ Aku menggerutu dalam hatiku.
“Selamat Datang di Pertemuan Keluarga Kerajaan, Pangeran Ketiga Ark Pendragon.” Raja berdiri menyambutku dan mempersilahkan aku untuk masuk dan berdiri di posisiku.
Dukung karya saya dengan cendolnya untuk menyambung hidup melalui trakteer.id/absurdmen
ReplyDelete